Thursday, June 21, 2007

Aa masih hidup kan mo nikah ma neng des.


Date: Wed, 20 Jun 2007 05:30:31 -0700 (PDT)
From:
Subject: Malam macan purnama?
To: "Neng des kekasih"


Neng des kekasih. Kisah ini sungguh terjadi tapi aa
maksud buat sekedar menghibur hati neng disaat lelah
sehabis berhadapan dengan dosen killer aja. Kapan aa
aja kata neng juga gak boleh brisik bukan?


Semalam itu Jum'at apa ya? Sedari jam 01 mataku sudah
berat lalu mulai terlelap sambil wiridz namun sampai
05:45 aku sama sekali gak bisa tidur. Kebiasaan jelek
kalau ambu lagi suwung, ternyata aku gak bisa tidur
sendirian. Jam 02:10 shalat muthlaq 2 rakaat, lalu
baca surat Ar-Rahman disambung surat Al-Yaasiin.
Karena lapar lalu makan nasikuning dengan sambal dan
ikanmas goreng sisa makan malam.
Disebut nasikuning bukannya karena bumbu kunyit yang
bagus buat memperbaiki kondisi lambung tapi sisa nasi
di magic-jar yang warnanya sudah kekuningan kelamaan
habisnya karena selalu numpang makan di RM Sunda.
Setelah itu kembali berusaha tidur sambil wiridz
menjelang tidur seadanya. Namun hihhh, tetap aja mata
nyalang dengan pikiran yang entah bergentayangan
kemana mana terutama ke salah satu kamar kost menara
gading.

Padahal malam ini belum termasuk terang bulan purnama
karena bulan belum bulat sempurna dan cahayanya juga
masih terhalang awan kelabu yang mengandung hujan.
Kalau saja terang bulan purnama, aku juga ingat aja
ceritera Apa Rais yang ditahun 1948 berjalan kaki
bertiga dengan wak Mi dan wak Jambul dari Jakarta ke
Kuningan melalui jalur Bekasi Karawang Subang Pagaden
terus ke Kuningan. Perjalanan nekad itu dilakukan
karena Apa Rais tengah dicari NICA karena ikut
berjuang melawan Belanda. Perjalanan dilakukan dengan
berpedoman kepada rel kereta api jalur Pantura dan
menghindari jalan raya untuk menjauhi pandangan orang
dan endusan kaki tangan NICA dan kejaran tentara
pendudukan di aksi polisionil kedua.

Ceriteranya di hutan jati Subang Pagaden, mereka
dikawal oleh seekor macan berbulu putih sebesar anak
kerbau yang dimalam terang bulan purnama tampak
seperti perak. Sebelumnya menjelang 'Ashar mereka
bertemu seorang kakek misterius dipinggir hutan yang
menjamu ketiganya dengan sebutir kendi kecil berisi
air dekil seperempat kendi didalamnya. Namun bisa
sangat memuaskan dahaga sampai sekenyang2nya lalu
ketiganya tertidur dengan sepulas2nya. Baru bangun
menjelang Maghrib untuk meneruskan perjalanan. Selepas
Shubuh baru bertemu dan dijemput oleh para pejuang di
sebuah kampung dekat hutan jati geledegan (pohonnya
besar2) itu. Subhanallah.

Wak Mi (kodenasab A.2.2) wafat tahun 1974, wak Jambul
tahun 1976, Apa Rais (kodenasab A.2.7) tahun 1984.
Kodenasabku A.2.7.1, masih hidup mo nikah ma neng des.
Vide URL http://pancakaki.blogspot.com/ Seri A.

No comments: